Minggu, 23 Oktober 2011

Pandangan Habib Munzir Tentang Jama'ah Tabligh

Menyikapi Jamaah Tabligh ( JT ) - 2008/04/17 04:44

semoga kebahagiaan dan kesejukan jiwa selalu menerangi hari hari anda saudaraku,

sebenarnya pro kontra atas jamaah Tabligh bukan pada ajarannya atau tuntunannya, kesemuanya justru sejalan dengan sunnah dan merupakan gerakan kebangkitan sunnah, namun oknum yg semakin banyak itulah yg dikeluhkan masyarakat,

mereka bukan menilai tanpa bukti, mereka menyaksikan masjid masjid yg didatangi sebagian JT mereka mengharamkan maulid, mereka i'tikaf di masjid itu namun mereka tak mau berdiri ketika jamaah setempat berdiri saat pembacaan rawi maulid, mereka tetap duduk dg wajah cemberut dan sebagian keluar masjid, memilih pergi sementara sampai acara berdiri itu selesai, masya Allah..

saudaraku, ini bukan satu dua masjid, puluhan masjid yg mengeluhkan ini, mereka diminta jadi imam maka mereka tak Qunut subuh, dan tentunya jika mereka yg sesuai dan mengikuti madzhab setempat maka tak akan ada kontra dari masyarakat, dan tak akan ada keluhan,

sementara tentunya sebagian besar wilayah lain dikunjungi mereka tanpa ada masalah apa apa, maka masyarakat tak mengeluh bahkan menyambut baik.

saudaraku, bicara sepintas masalah Masjid kebon jeruk, disitu pernah terjadi permasalahan besar antara JT dg Aswaja.

barangkali anda pernah dengar nama seorang Ulama besar di Jakarta, ALmarhum Al Allamah KH SYafii Hadzamiy, guru besar ratusan para Ustaz dan kyai di Jakarta,

beliau itu dulu dimasa hidupnya pernah pula mengajar di Masjid kebon jeruk tempat markas JT, namun saat adzan dhuhur beliau masih lanjut mengajar, karena memang teriwayatkan pada hadits shahih bahwa hal itu juga merupakan perbuatan Rasul saw,

namun Jamaah JT tak perduli Guru Mulia yg sudah lanjut usia sedang mengajar, mereka langsung Iqamat, maka Guru Tua ini beringsut ingsut minggir tergopoh gopoh melipat kitabnya menyingkir..

inilah perbuatan JT di Kebon Jeruk, ini kejadian dan bukan fitnah, saksinya banyak sekali.

namun kejadian ini sudah beberapa tahun yg lalu,

namun dengan adanya kejadian ini tak pula kita langsung memvonis kesemua JT adalah tidak baik, ini adalah oknum,

baiknya kita bersatu padu untuk membenahi muslimin, semua golongan muslimin, tak perlu saling tuduh sama lain, kesemua adalah Ummat Muhammad saw yg mesti saling membenahi.





Menyikapi Jamaah Tabligh - 2008/04/14 05:16

Cahaya anugerah Nya semoga selalu menerangi hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
mereka itu baik, niatnya baik, perbuatannya baik, cuma akhir akhir ini sering ditumpangi oleh kalangan anti maulid, atau faham lainnya, maka berhati hatilah, selama tak ada yg bertentangan dg faham ahlussunnah waljamaah maka terimalah sebagai tamu Allah swt.

saya sering menemukan diantara mereka yg betul betul benci pada maulid, tahlil dll, namun dilain kesempatan saya sering pula jumpa dg mereka yg tak bermasalah dg hal itu.

mungkin ini yg membuat masyarakat menyingkir, mungkin karena pernah sebelumnya datang kelompok JT yg bertentangan dg aswaja, padahal tidak semua mereka demikian.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam



Menyikapi Jamaah Tabbligh - 2008/03/23 16:07

Rahmat dan Kebahagiaan semoga selalu terlimpah pada hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,

mengenai Maulana Muhammad, saya belum jelas akan riwayatnya, namun mengenai dakwah dari pintu ke pintu itu adalah salah satu dari dakwah Rasul saw, namun bukan berarti dakwah dg cara lain adalah salah, dakwah bisa dengan sms, bisa dg telepon, bisadg harta, bisa dg surat, bisa dg contoh, bisa ditempat kerja atau dimana saja, salah satunya adalah dari pintu ke pintu, namun jika hal itu mengganggu orang, maka sebaiknya dipakai metode dakwah lain yg juga sunnah agar lebih mudah diterima masyarakat.

mengenai dakwah 3 hari, 40 hari dan 4 bulan, sepanjang pengetahuan saya tak ada perintah langsung dari Rasul saw untuk melakukan dakwah demikian, namun tentunya metode itu boleh saja dilakukan, mengenai para nabi melakukannya namun Nabi saw tak memerintahkannya, dan tak membatasinya harus 3 hari, atau harus 40hari, atau harus 4 bulan, maka hal hal itu mulia dan boleh saja diikuti.

mengenai meninggalkan rumah, maka boleh saja asalkan tetap meninggalkan nafkah tuk keluarga, dan bertanggungjawab atas tarbiyyah keluarga dan keamanan keluarga,

jika tak meninggalkan nafkah, atau menyia nyiakan tarbiyyah keluarga, atau menyia nyiakan keamanan keluarga, maka hal itu tak dibenarkan dalam syariah, sebab yg lebih berhak didakwahi adalah keluarga sendiri dan tetangga sekitar sebelum yg jauh.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam



Menyikapi Jamah Tabligh - 2007/08/30 17:37

sebenarnya sebagaimana saya jelaskan, bahwa jamaah tabligh bukan jamaah sesat, mereka ini mirip sekelompok sufi, namun satu hal, mereka tak mementingkan ilmu syariah,

bukan berarti para pesertanya tak ada yg ulama, justru pesertanya ada ulama, umara, aghniya, fuqara, dan seluruh lapisan masyarakat,

baru saja beberapa hari yg lalu saya ke Kualalumpur, saya melihat jamaah tabligh yg akan berangkat ke K'lumpur, saya sempat ngobrol dg salah satu dari mereka,

sebagaimana biasa bahwa jamaah tabligh ini sopan dan sangat santun, mereka bicara bahwa mereka akan dakwah ke Kualalumpur, tentunya dg uang tabungan sendiri, ongkos sendiri, pakaian mereka kumal, memang demikian keadaan para sufi, hal seperti itu dimaksudkan utk Qahrunnafs (menghancurkan hawa nafsu), agar berani tampil dg tdk tergubris dan tdk perlu malu didepan orang orang modern,

saya berbicara selembut mungkin, "sungguh jika anda berpakaian rapi dan bersih, merapikan jenggot, bukan menghilangkannya, namun rapikanlah, dan berpakaian rapilah, sungguh Rasul saw mencintai kerapihan dan kebersihan",

maka ia menjawab : "kami bukan Da'i ahli dunia", (maksudnya kira kira : kami ini bukan da'i sok modern sepertimu), seraya berkata demikian sambil melirik HP saya yg E90 dan leptop di pangkuan saya.

saya diam..,

lalu ia berkata lagi : "pak ustad mau kemana?"

saya jawab : "dakwah juga, saya ada undangan ceramah di Universitas Islam selangor Kualalumpur untuk ceramah di Masjid Al Azhar di univ itu, anda mau hadir?"

JT : "Insya Allah.., pak ustaz kesana atas biaya sendiri?"

saya : "bukan, dengan biaya mereka yg mengundang"

JT : "kami dakwah dg biaya sendiri"

saya menunduk.., lalu saya berkata : "saya hargai ketulusan anda untuk berdakwah dg uang sendiri, tapi kalau menurut saya, coba kalau uang itu anda pakai untuk mendalami ilmu syariah dan ilmu ibadah dulu, maka ilmu itu akan abadi menemani anda, anda akan dakwah kemana saja dan akan dibiayai oleh orang lain, karena anda berilmu, maka dakwah anda berkesinambungan, namun kalau seperti keadaan anda sekarang ini, bila uang anda habis maka dakwah anda berhenti, bila anda tak punya uang maka anda tak bisa dakwah, namun kalau anda berilmu maka anda bisa 24 jam dakwah sepanjang umur"

lalu saya berkata lagi sambil tak melihat wajahnya : "kalau saya lebih senang menghabiskan waktu dan uang sebanyak banyaknya untuk belajar, karena setelah itu selama lamanya saya tak perlu mengeluarkan uang lagi"

ia terdiam, dan kami terpisah karena telah waktunya masuk pesawat.
--

saudaraku, saya tunggu kunjungan anda, semoga dalam kebahagiaan selalu,

wassalam




Menyikapi Jamaah Tabligh - 2007/01/16 16:55

Limpahan Rahmat dan keridhoan Nya semoga selalu menerangi hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan, maaf barangkali kalau ada salah ucap dari tanggapan saya atas jamaah tabligh, bukan merupakan fitnah atau kecaman, dan bukan mereka itu kesemuanya tak berilmu, banyak diantara para ulama dan fuqaha yg mengikuti jamaah tabligh dan khuruj,
namun secara program keseluruhannya, jamaah tablig mengajak orang orang untuk berdakwah, dan kebanyakan dari kelompok mereka yg baru bertobat, hal ini sangat baik bagi personil tabligh itu sendiri, namun acapkali merusak pemahaman masyarakat, karena masyarakat banyak bertanya hukum2 kepada mereka dan mereka memberikan jawaban yg tidak benar.

Dan salah satu dari program jamaah tabligh adalah tidak terpaku pada madzhab, hal ini baik maksudnya, karena demi persaudaraan muslimin antara mereka, namun buruk dampaknya bila dilakukan oleh orang yg kurang berilmu, mereka akan bercampur baur antara pemahaman syiah, sunnah, al irsyad, sufi dll hingga muncullah bentuk pemahaman yg tak menentu, mereka tidak mau mengacu kepada ulama syafii, karena tak mau fanatik madzhab, padahal justru hal yg benar adalah berpegang pada satu madzhab namun menghargai madzhab lainnya,

Kebanyakan dari jamaah tabligh masuk ke masjid yg bermadzhab syafii, mengimami shalat dan tak mengucap basmalah, atau mengimami subuh dan tak berqunut, maka ini justru meresahkan masyarakat, memang betul hal hal seperti ini adalah ikhtilaf furu?iyah, tapi tidak sepantasnya dilakukan dihadapan masyarakat awam hingga mereka bingung mana sih yg benar?, karena dakwah bukan sembarang menasihati, namun butuh uslub (metode) yg jelas dan menyesuaikan diri dg keadaan masyarakat setempat.

Saudaraku saya bukan memfitnah, belasan masjid yg mengadukan hal ini, dan saya mengenal jamaah tabligh bukan hanya di Indonesia, namun sejak saya menuntut ilmu di Yaman saya telah jumpa dg mereka, sejak th 1994 kami bergaul akrab dg mereka, Guru saya pun berpendapat sama dg yg saya sampaikan, bahwa jamaah tabligh mempunyai celah yg perlu diperbaiki, yaitu keterbatasan ilmu syariah dari personilnya, karena personilnya bukan ratusan, tapi jutaan, bahkan di Yaman kebanyakan jamaah tabligh terpengaruh faham Ibn Abdulwahhab yg memusyrikkan muslimin yg tawassul dlsb, dan sebagian di Indonesia pun demikian.

Guru saya banyak bergaul dan pernah khuruj dg jamaah Tabligh, demikian pula ayah beliau, Al Allamah Alhabib Muhammad bin Salim bin Hafidh, beliau pernah pula hadir ke Pakistan untuk menghadiri ijtima? tahunan jamaah tabligh.
Saya pun pernah khuruj dg jamaah tabligh di Makasar, hingga bersama sama ke Pinrang, mereka ramah, sopan dan mencintai sunnah, namun itulah barangkali ada kekurangannya, yaitu keterbatasan ilmu dari sebagian besar personilnya, hingga tercampurnya banyak pemahaman.

Saya sesekali tak mengatakan bahwa mereka ini sesat, mereka ini mencintai sunnah, programnya adalah menegakkan sunnah, maksudnya adalah dakwah semata, dan dasar utamanya adalah sufi, namun ada beberapa hal yg perlu dikoreksi maka anda tak perlu merasa tersinggung, bahkan saya berteman akrab dg jamaah tablig, salah seorang teman seperguruan saya pun (Hb Soleh Al Jufri Solo) juga anggota jamaah tabligh, pernah ke Pakistan, beliau sering khuruj sekaligus untuk berdakwah pada jamaah tabligh agar mereka mau berpegang pada satu madzhab dan jangan mencampurkan pemahaman satu sama lain, dan mau mendalami syariah.

sekali lagi saudaraku, kritikan saya berniat membangun, dan saya berteman dan akrab dg jamaah tabligh, dan saya sudah mengungkapkan hal ini pd mereka dan mereka mengakuinya dan menerima nasihat dg lapang dada

Demikian saudaraku yg kumuliakan,

Wallahu a?lam





http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=28&func=view&id=6281&catid=7
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=13541&catid=7
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=1793&catid=7
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=4&func=view&id=12908&catid=8