Minggu, 23 Oktober 2011

Dengan bertashawuf Seseorang Lebih Mudah Mengembangkan IPTEK




Jabir Ibn Hayyan Ash-Shufi




Fakta orang pertama yang dijuluki Sufi adalah Jabir Ibn Hayyan Ash-Shufi seorang ilmuwan besar dalam bidang Kimia dan Farmasi dan menjadi guru dunia.

Dengan bertashawuf seseorang dapat lebih mudah mengembangkan IPTEK karena semua ilmu hakikatnya dari Allah. Kalau sudah dekat dengan Allah, maka Allah akan memberikan segalanya yang hambaNya butuhkan. Itulah yang dialami Jabir bin Hayyan.

Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui kecuali apa yang telah Engkau ajarkan… (QS. 2:32)

Jauh sebelum berkembang pesat seperti sekarang, ilmu kimia telah dikenal luas masyarakat abad pertengahan. Saat itulah awal mula cabang ilmu eksakta ini ada. Tapi, tahukah Anda siapa penemu dan pengembang ilmu kimia ini?

Adalah Abu Musa Jabir Ibn Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia tersebut. Dia adalah anak seorang penjual obat di Kufah (Irak). Jabir kecil menerima pendidikan Tashawuf dan ilmu pengetahuan lainnya dari Sufi terkenal, Syekh Ja'far Shadiq as. Ia juga pernah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid. Dialah orang pertama yang dijuluki Sufi. Nama beliau juga sering disebut dengan nama Jabir Ash-Shufi.

Dalam bidang kimia, karya Jabir ibnu Hayyan mencapai lebih 500 buah, tapi hanya beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Di antara bukunya yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul Summa Perfectionis.

Ditemukannya kimia oleh Hayyan ini membuktikan, bahwa Sufi tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di bidang kimia," tulis sejarawan Barat, Philip K. Hitti, dalam History of The Arabs.

Pemikiran Jabir terus berkembang dan dibawa ke Mesir oleh Abu al-Fa’id Ohun-Nun dan Ibn Wahshiyyah hingga pemikirannya mampu mempengaruhi para pemikir Eropa untuk terus mengembangkannya.

Warisan Jabir bertambah lagi setelah Ar Razi yang mempelopori Chemical Scientific dengan rasionalitas sesuai koridor Islam. Hingga kini di Eropa para ilmuwan kimia yang melanjutkan pemikiran Jabir dikenal dengan sebutan Jabirean, sejarah memberi penghargaan sebagai salah seorang pemikir dibidang farmasi dan kimia yang memberi pencerahan bagi Eropa dan namanya tercatat dalam the National library of Medicine.

Dasar-dasar hasil pemikiran dan hasil eksperimen Jabir dalam bidang kimia farmasi sebagai hasil pengembangan Ar Razi hingga kini menjadi salah satu prosedur dalam eksperimen ilmu kimia sebagaimana dikutip dari bukunya al-Malaghim. Sebagian besar tradisi alkimia masuk ke Barat melalui sumber-sumber Arab dan apa yang disebut Lempengan Zamrud dari Hermes, the Thrice Greatest, bentuknya yang asli ditemukan di Arab.

Tidak hanya ilmu kimia dan toxicology, Jabir pun sangat berperan dalam pengembangan metalurgy, berhasil memahami berbagai karakter logam dan memperkenalkan teknis penyepuhan logam biasa dengan perak dan emas. Dan paling menarik selain catatan ilmu pengetahuan, kuatnya pengaruh agamis terhadap para ilmuwanpun menyertakan unsur etika dalam proses kalsinasi (penyepuhan) agar tidak berkembang menjadi bahan penipuan.

Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia.

Dalam tulisan Max Mayerhaff, bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di daratan Eropa, maka carilah langsung ke karya-karya Jabir Ibn Hayyan.Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya menjadi ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia Barat.

Namun demikian, Jabir tetap saja seorang Sufi yang tawadu' dan berkepribadian mengagumkan. Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidak jelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta.

"Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert Briffault.

Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah. Setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk pembuatan jalan, laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di dalamnya didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yang cukup berat.

Dengan prestasinya itu, dunia ilmu pengetahuan modern pantas 'berterima kasih' padanya.